Ia pun masuk ke dalam bar untuk melihat pertunjukkan itu, tapi Dokko Jin palsu memberitahunya kalau pertunjukkannya di batalkan, karena Ae Jung menghilang.
Ae Jung terbangun didalam mobil, yang sekarang terparkir ditempat lain. Ia keluar dari mobil dan melihat pemandangan taman hiburan diseberang kolam. Saat itu bunga cherry sedang mekar. Ia melihat seseorang berdiri disana. Orang itu Dokko Jin.
Ae Jung bertanya dimana mereka berada. Jin, “Setelah merasakan kenyataan yang menyedihkan dan menemukan dirimu bersamaku, apakah kau tidak merasa kalau kau bermimpi?”
Ae Jung bertanya apakah ia yang membawanya kesini. Ia jadi bertanya-tanya apa yang terjadi dengan pertunjukkannya di bar. Jin, “Penampilan pada hari peringatan 10 tahun debutmu, dimana kau menunggu sebentar karena tersedak kimbab, aku membayar mereka.”
Ia tidak mengerti kenapa Jin melakukan itu dan Jin menjawabnya bahwa hal itu membuatnya marah, “Aku tidak suka kau melakukan itu. “ ia mengerti kalau Ae Jung bingung. Ia sendiri masih tidak percaya, “Hanya ada satu jawaban untuk semua ini. Menurutmu apa itu?”
Ae Jung berpikir sebentar, kemudian menjawab, “Dokko Jin sshi, apakah mungkin....kau menyukaiku?” Jin, “Ding dong.”
Jin menambahkan, “Ya. Yang membuatku merasa malu pada diriku sendiri.”
Pil Joo sedang mengisi bensin, ia merasa terganggu dengan apa yang baru dilihatnya. Ia melihat Ae Jung tidur didalam mobil diluar bar, yang kemudian dibawa pergi oleh Dokko Jin. Pil Joo bertanya pada temannya tentang Jin dan ia menjawab kalau Jin sedang berkencan dengan Se Ri.
Ae Jung memastikan kalau Jin mengaku perasaannnya padanya dengan menggunakan kata ‘go baek’, tapi Jin mengkoreksinya, “Itu bukan go baek, tapi ja baek.” Ja baek juga berarti mengaku, tapi biasa dipakai untuk penjahat yang mengaku pada polisi.
Ia menyalahkan Ae Jung karena terus muncul dihadapannya dan membuatnya terus berpikir tentangnya.
Ae Jung: “Apapun alasannya,kau berkata kalau kau menyukaiku.”
Jin: “Berapa kali kau harus bertanya?”
Ae Jung: “Aku hanya tidak bisa mempercayainya.”
Jin: “Kau mungkin tidak percaya, tapi secara numerikal, itu benar.”
Untuk menunjukkan maksudnya, ia melihat ke alat penghitung detak jantungnya. Ia menggeram ketika alat itu menunjukkan angka 110. Ae Jung juga melihatnya, ketika ia menyentuh pergelangan tangannya, angka mulai naik. Ae Jung berpikir kalau alat itu rusak. Jin menyuruhnya untuk memastikan sendiri dan meletakkan telinga Ae Jung ke dadanya untuk mendengarkan detak jantungnya.
Dengan senyum puasnya, Jin bertanya apakah Ae Jung tidak bisa berkata-kata, karena menerima kehormatan seperti ini dan berterimakasih karena menerima perhatiannya. Apakah ia gemetar karena senang?o_O
Ae Jung berkata, “Aku merasa tersanjung dan berterimakasih, tapi aku tidak gemetar karena senang.” Jin menyahut bahwa kalau ia mencoba untuk berpura-pura jual mahal. Ae Jung membalasnya, “Hanya ada satu jawaban. Coba apa yang kau pikirkan? Aku tidak menyukaimu, maafkan aku.”
Jin berkeras kalau semua yang telah ia lakukan seperti mimpi bagi Ae Jung (pemilihan lokasi, pemandangan serta lampu). Bagaimana ia bisa marah dengan semua skenario yang seperti mimpi ini.
Ae Jung meresponnya, “Karena ini hanya mimpi, aku harus segera bangun Dokko Jin sshi. Aku tidak ingin merasa tersanjung didalam mimpiku. Aku harus hidup dengan rajin dengan mata terbuka.” Ia menambahkan kalau ia akan berpura-pura kalau mimpi ini tidak terjadi dan ia tidak perlu merasa malu.
Ae Jung meninggalkan Jin sendirian disana sambil merasakan detak jantungnya.
Ae Jung pulang ke rumahnya, dalam perjalanan, ia diikuti oleh Jin yang kesal padanya. Jin memacu mobilnya dan memotong jalan Ae Jung. Ia menyuruhnya untuk meninggalkan mobilnya dan masuk ke dalam mobil Jin, mengancamnya kalau ia akan memberitahu semua orang kalau ia menabraknya dan ia akan berpura-pura terluka, mengingatkannya kalau ia pernah melakukannya pada Peter Jason.
Ae Jung masuk ke mobil Jin. Ia menawarkan kalau ia akan tetap bungkam tentang masalah ini, jika mereka melupakan kejadian hari ini. Ia akan mengganggap kalau hari ini adalah kesempatannya untuk melihat bunga yang indah.
Dengan menggeram, Jin menawarkn untuk menceritakan sebuah cerita tentang bunga yang berjudul “Camellia.”
Pemeran utama dalam cerita ini adalah seorang pria yang memiliki segalanya, ia berasal dari keluarga yang baik, pekerjaan yang baik dan kaya. Suatu hari ia menyukai tetangganya yang tidak punya apa-apa dan mengungkapkan perasaannya padanya. Tapi tetangganya itu menolaknya, jadi apa yang dirasakan pria itu? Ia sangat malu. Tetangganya itu punya ayam yang disayanginya, pria itu mulai menyiksa ayam itu. Tetangganya menangis dengan menyedihkan. Ia mengaku kalau ia bersalah, menangis dibawah pohon camellia yang sedang berbunga.
Jin: “ Sekarang aku sedang mencari.......ayam milik Gu Ae Jung.”
Ia mengambil kuntum bunga cherry dari bahu Ae Jung dan berkata seperti seorang maniak, “hari bunga cherry mekar yang memalukan sudah berlalu.....sekarang balas dendam bunga camellia terlihat mekar dan merah!”
Malamnya, Se Ri menelpon Pil Joo dan berterimakasih karena telah mengiriminya bunga dan mengundangnya ke pesta. Pil Joo menolaknya, jadi Se Ri menarik kembali kata-katanya dan berkata kalau ia hanya berbasa basi. Pil Joo bertanya apakah Jin bersamanya, tapi Se Ri menjawab bahwa Jin tidak bersamanya.
Jin pulang ke rumahnya, tanpa mengantarkan Ae Jung terlebih dahulu. Ae Jung duduk didalam mobil Jin, ia merasa jengkel karena sifat keras kepala Jin . Ia menolak untuk masuk ke rumahnya, “Apakah aku terlihat begitu gampangan?” Jin: “Kau tidak terlihat seperti type yang susah didapatkan.”
Ia mengklarifikasi kalau ia tidak ingin masuk ke dalam rumah bersamanya, ia harus pulang ke rumah sendiri. Ae Jung berkata kalau ia orang yang aneh, normalnya, seorang pria yang telah ditolak akan pergi dengan cool atau mencoba merubah pikirannya. Jin menjawab bahwa ia tidak tertarik juga, tapi ia akan membuat hatinya bergetar. Ia memperingatkan Ae Jung untuk menyiapkan dirinya, karena ia benar-benar berniat untuk membuat jantungnya deg-degan saat memikirkannya.
Ae Jung hanya mendesah dan memberitahunya untuk melakukan hal itu, ia adalah orang yang tenang, easy going jadi ia bisa menerima triknya yang kekanak-kanakan, “Aku akan menganggapmu selevel dengan Hyung Kyu dan membiarkannya berlalu.”
Tiba-tiba Jin berkata, “ Gu Ae Jung sshi, malam ini kau sangat cantik.”
Itu kata-kata yang diucapkan oleh Dokko Jin palsu di nightclub padanya. Jin menyuruhnya menerima tantangannya untuk memanjakannya.
Ae Jung menerima tantangan itu, ia menepuk pantat Jin dan berkata seperti pada seorang bayi kalau ia sangat manis.
Jin memegang tangannya dan memberitahunya untuk tidak memperlakukannya seperti Ding Dong karena cara memanjakan seorang anak umur 7 tahun dengan seorang pria berumur 37 tahun itu sangat berbeda. Bagaimana kalau ia mencobanya lagi. Ia menggerakkan kepalanya ke arah rumah kemudian mulai mencondongkan tubuhnya lebih dekat dan semakin mendekat.....
Ae Jung mendorongnya, berkata kalau ia akan membuatnya jantungnya berdebar. Jin menjawab bahwa jantung yang berdebar akan menimbulkan perasaan yang mendalam. Dan, “Suatu hari, kau akan menemukan bunga mekar di belakangku.” Maksudnya bunga camellia mekar sebagai latar belakang Jin.
Ia masuk ke dalam rumahnya dengan tertawa seperti orang gila. Ia memuji dirinya sendiri karena telah melakukan pembalasan atas penghinaan yang diterimanya.
Ae Jung membaca tentang cerita camellia di internet dan membayangkan apa yang terjadi diantara mereka. Tapi semua yang dibayangkannya jadi terkesan seksi.
Kejutan taman hiburan yang dilakukan Jin, diubah menjadi kejutan untuk Se Ri oleh representatif Moon – Dokko Jin mengejutkan Se Ri dengan kencan tengah malam! -. Representatif Moon memberitahu Se Ri kalau berita itu lebih bagus daripada gosip perpisahan mereka. Se Ri bertanya apakah Jin sedang kencan dengan seseorang, tapi Representatif Moon menjawab kalau Jin bukan tipe orang yang melakukan hal seperti itu untuk seorang wanita.
Pil Joo membaca berita itu disebuah koran yang membuat Pil Joo bingung karena Se Ri memberitahunya kalau Jin tidak bersamanya. Berita itu juga membingungkan Ae Hwan karena ia tahu malam itu Jin bersama Ae Jung.
Kejutan taman hiburan yang dilakukan Jin, diubah menjadi kejutan untuk Se Ri oleh representatif Moon – Dokko Jin mengejutkan Se Ri dengan kencan tengah malam! -. Representatif Moon memberitahu Se Ri kalau berita itu lebih bagus daripada gosip perpisahan mereka. Se Ri bertanya apakah Jin sedang kencan dengan seseorang, tapi Representatif Moon menjawab kalau Jin bukan tipe orang yang melakukan hal seperti itu untuk seorang wanita.
Pil Joo membaca berita itu disebuah koran yang membuat Pil Joo bingung karena Se Ri memberitahunya kalau Jin tidak bersamanya. Berita itu juga membingungkan Ae Hwan karena ia tahu malam itu Jin bersama Ae Jung.
Ketika Ae Jung membahas hal itu dengan Jenny, Jenny berkata kalau Se Ri sekarang sudah sukses. Ae Jung bertanya apakah akan sangat mengganggu bila menerima pengakuan dari Dokko Jin, jika wanita tersebut seseorang yang selevel dengannya, pasti akan ada banyak perbedaan antara mereka bukan? Jenny tertawa, itu artinya kepopuleran Jin kan menurun, seperti menginjak sampah. Ae Jung bersumpah kalau ia tidak akan menjadi seperti sampah.
Di agensi, Representatif Moon ingin berbicara dengan Ae Jung dan memintanya untuk menunggunya di kantor. Ketika masuk ke kantor itu, Ae Jung kaget karena Jin juga berada disana. Ia ragu-ragu apakah ia akan menunggu atau tidak. Akhirnya ia memutuskan kalau ia harus berpura-pura tenang dan duduk didepan Jin.
Jin bertanya bagaimana tidurnya dan Ae Jung menjawab kalau ia tidur seperti bayi. Jin, “Aku tidak bisa tidur, memikirkanmu. Untuk lebih jelasnya, memikirkan tentang ayammu (kelemahan Ae Jung).”
Ia sudah menemukan ayamnya dan menunujukkn padanya flyer tentang pertunjukkannya di bar. Melakukan pertunjukkan tanpa sepengetahuan agensi itu melanggar kontrak. Ae Jung meminta flyer itu dan ia menyembunyikannya di bajunya kemudian dipindah disaku belakang celananya.
Tepat saat ia akan mengambil flyer itu, Representatif Moon datang dan bertanya dengan terus terang tentang kejadian kemain. Jin menjawab kalau ia hanya melihat bunga dan mulai mengeluarkan flyernya.
Ae Jung memandangnya dengan pandangan memohon dan Jin memperlama tindakannya sampai akhirnya ia melemparkan flyer itu ke tempat sampah dan meninggalkan mereka sambil mengedipkan mata pada Ae Jung.
Representatif Moon merasa ada yang aneh dengan jawaban Jin, tapi menyimpulkan kalau teman menonton bunga Jin itu orang lain. Ia menjelaskan pada Ae Jung kalau ini pertama kalinya Jin membuat skandal yang melodramatik. Skandal dengan Se Ri muncul ketika Se Ri terus mengikutinya dan mereka terfoto bersama oleh seorang paparazzi,jadi Representati Moon menggunakan gosip itu daripada membloknya. Tapi kali ini ada kontrak CF yang besar dan skandal itu bisa menghancurkan segalanya.
Reprentatif Moon juga memberitahu Ae Jung kalau ia berniat untuk membuatkan sebuah album untuknya. Ae Jung sangat senang dan bersumpah untuk tidak khawatir akan hal lain (berubah menjadi sampah) dan akan bekerja keras untuk mencapai karirnya.
Di studio, ia bertemu dengan Produser Kim (produser couple making) yang berkomentar tentang melihat posternya di bar. Ia berjanji akan merahasiakannya, tapi karena Pil Joo juga melihatnya, Ae Jung pun mengunjunginya.
Pil Joo berkata kalau ia belum pernah pergi ke bar sebelumnya, ia selalu berpikir kalau belajar itu lebih menyenangkan. Ae Jung berkata kalau ibunya pasti sangat senag karena mempunyai anak yang begitu baik dan memberi tanda kalau ia juga ingin punya anak seperti itu suatu sat nanti. Pil Joo, “Untuk mempunyai anak seperti itu, kau harus menikah dengan orang yang seperti itu juga.”
Ae Jung tidak menangkap maksud perkataannya dan hanya berkata kalau laki-laki seperti itu selalu mematuhi ibunya dan ibunya pasti tidak akan menerima waniat seperti dirinya sebagai menantunya.
Pil Joo: “Pria sepertiku kadang-kadang tidak patuh.”
Ae Jung: “Bagaimana caranya?”
Pil Joo: “Kami sengaja melakukan sesuatu yang tidak disukai ibu.”
Ae Jung: “Alkohol, merokok, judi?”
Pil Joo: “Tidak, tidak seperti itu. Ini rahasia.......aku makan ramen. Almarhum ayahku selalu berkata kalau kita harus mendengarkan perkataan pasangan kita dan membuat mereka bahagia. Tapi kadang-kadang kita tidak mengerti dan marah juga. Kemudian, ayah dan aku akan memasak ramen bersama. Kami makan banyak ramen dan makan masakan ibu tanpa selera, sebagai tanda pemberontakan kami.”
Ae Jung mendesah, “aku harus mempunyai putra seperti itu.” Pil Joo pun tersenyum dengan manis.
Di pemotretan CF, Jin dan Se Ri berpose sambil bergumam tentang teman kencan melihat bunga Jin. Se Ri berkata kalau ia seharusnya diberitahu siapa orang itu dan jika ia bertemu dengan pria lain, ia akan memberitahunya. Se Ri menasehatinya untuk memastikan kalau wanita itu adalah wanita yang baik, “Jika tidak, aku tidak akan melepaskanmu.” Jin bergumam, “ Bahkan jika kau bertemu dengan pria yang tidak baik, aku tetap akan melepaskanmu.”
Representatif Moon dan Ae Jung dalam perjalanan bertemu dengan seorang pengarang lagu. Representatif Moon menerima telpon. Jin telah menunda pemotretan Cfnya karena ia menolak untuk meneruskannya.
Alasannya? Iklan itu mengharuskannya untuk mencukur kumisnya. Karena kumisnya sudah menjadi trademarknya selama ini, Jin meolak. Semua orang mencoba membujuknya kalau ia mencukurnya ia akan terlihat lebih baik. Dan ketika Jin dengan langsung bertanya pada Ae Jung tentang pendapatnya, mereka semua memberi tanda kalau ia harus setuju. Karena tidak tahu apa yang harus dikatakannya, Ae Jung hanya berkata, “Well,aku tidak yakin.”
Jin memanfaatkan keragu-raguannya dan memastikan penolakannya. Ae Jung menemuinya di ruang ganti untuk memcoba membujuknya, kali ini ia mengulang pendapat yang lain kalau Jin akan terlihat lebih tampan kalau ia mencukur kumisnya. Tapi Jin terus-menerus menggodanya dan mengingatkannya kalau ia terus mencari ayamnya.
Jin bertanya tentang pendapatnya, bagaimana kalau ia bercukur sampai bersih, mempertimabangkan uang dan masalah kontrak CF. Ae Jung berpikir sejenak, kemudian berkata dengan jujur, “Kupikir kau akan terlihat lebih tampan.”
Ding dong! Jin: “Benarkah? Aku akan bercukur. Aku melakukan ini karena dirimu.” Ae Jung bingung, “Jadi jika aku mengatakan tidak, maka kau tidak akan melakukannya?” Jin: “Normalnya.”
Sebagai gantinya, ia menginginkan satu hal darinya.
Hal berikutnya adalah, Ae Jung berdiri dengan canggung dengan lipstick merah dibibirnya. Fotografer memberinya instruksi untuk mencium pipi Jin dan meninggalkan bekas lipstick merahnya.
Ae Jung berusaha dengan cepat mengakhirinya, tapi tidak bagi sang fotografer. Setelah begitu banyak ciuman yang tidak memuaskan, Sang fotografer menyerah dan frustasi.
Jin melihat kebingungannya dan menyuruhnya untuk memejamkan mata dan diam. Ia kemudian menuntunnya untuk mencium pipinya, yang membuat jantung Ae Jung berdebar.
Malamnya, Ae Jung berbaring di tempat tidurnya dengan tidak tenang, ia mengingat kata-kata Jin kalau ia akan membuat jantungnya berdebar karena memikirkannya. Ketika ia akan membasuh wajahnya, foto Jin dari sebuah produk shampoo tiba-tiba menjadi hidup, melompat dari bidang datar. Menatap Ae Jung dengan tajam dan bersumpah akan membuat jantung Ae Jung berdebar.
Ia pun keluar untuk menjernihkan pikirannya. Sebuah telpon datang dari camellia (Ae Jung mengganti nama Jin lagi), yang sudah ada diluar, siap membawanya ke suatu tempat. Ae Jung menyahut kalau ia tidak akan pergi kemanapun dengannya, tapi Jin tertawa, “Tapi jantungmu berdebar sekarang. Kau sebaiknya melihat sampai akhir dan memastikannya. Itu yang aku lakukan.”
Ae Jung berkata pada dirinya sendiri jika ia melakukannya sampai ia dapat membuat kesimpulan, maka semua bisa kembali ke tempatnya yang benar, argumen yang sama yang digunakan oleh Jin.
Jae Seok melapor pada Representatif Moon bahwa ia menduga kalau Jin pergi dengan seseorang lagi. Ia punya kebiasaan untuk melihat filmnya di bioskop pada hari pembukaan dan penutupan. Dan hari ini adalah hari terakhir film Fighter di putar. Jin selalu mengajak Jae Seok, tapi malam ini, ia membiarkannya pergi tanpa perlawanan.
Di dalam mobil, Jin bertanya-tanya kenapa ia bisa menyukai Ae Jung – ia yang selalu berpakaian murahan dan miskin. Tidak terpengaruh oleh kata-katanya, Ae Jung hanya menggerutu, “Bagaimana aku tahu?” Jin berkata kalau ia tidak punya orang lain yang bisa diajaknya bicara tentang hal ini.
Jin bertanya apakah Ae Jung memiliki energi mistik, yang menjelaskan kenapa ia bisa mengontrol perasaannya. Atau ia mempunyai energi seksual. Apa saja untuk menngkis tanggungjawab dari dirinya sendiri. Ae Jung berkata kalau ia tidak mempunyai hal-hal seperti itu, tapi ia punya energi gila dalam dirinya, jadi sebaiknya ia menjaga dirinya sendiri sebelum ia menggunakan energi itu padanya. Jin mengatakan skandal lama Ae Jung, dan menertawakannya. Skandal ketika ia menampar Se Ri dan menyebabkannya karirnya hancur.
Kata-katanya membuat mood Ae Jung memburuk dan ia berkata kalau Jin selalu berkata dengan kejam. Jin menyetir dengan cepat, ketika Ae Jung sedang minum yang membuat air merah tertumpah ke dalam t shirtnya yang putih.
Jin sebenarnya merasa tidak enak dan memberikannya tissue, menyuruhnya untuk membersihkan tumpahan air itu. Secara otomatis, Ae Jung membersihkan tumpahan di mobil Jin dan Jin berkata, “Bukan mobilnya, tapi dirimu.” Ae Jung hanya berkata untuk melupakannya saja.
Penulis Skrip dan Produser Kim bertemu dengan Pil Joo untuk merencanakan tentang acara kencan berikutnya dalam Couple Making. Penulis itu khawatir tentang kencan di kapal pesiar, yang membutuhkan banyak usaha untuk menyiapkannya dan Ae Jung tidak bisa memperoleh kencan yang itu.
Pil Joo bertanya kenapa ia tidak bisa. Ia diberitahu kalau di kapal pesiar itu telah direncanakan untuk diadakan shoot yang sangat mewah dan Ae Jung akan membawa “suasana murahannya”. Pil Joo juga tidak menyukai hal itu, walaupun Produser tidak menyadari saat mereka merenungkannya bahwa di pihak lain, melihat Ae Jung ada ditengah kemewahan itu akan sangat menghibur.
Penulis mengusulkan kalau mereka bisa membuat Ae Jung melakukan parodi titanik untuk kepentingan humor. Pil Joo tidak suka mendengarnya, jadi ketika penulis bertanya, “Apakah kau tahu parodi titanik itu?” Pil Joo berpura-pura bodoh dan berkata tidak.
Tidak hanya itu, sebenarnya ia tersinggung dan berkata dengan nada jengkel kalau ia tidak akan makan bersama mereka. Dengan cemberut, ia meninggalkan tempat itu.
Pil Joo pergi ke sebuah minimarket untuk membeli ramen instan dan ketika ia mengambil sebotol air, ia membayangkan Jin menertawakannya dari label dan Pil Joo pun mengambil merek minuman yang lain.
Se Ri bertemu dengan Pil Joo di lobby dan menunggunya sampai Pil Joo menyadari keberadaannya, dan kali ini ia melakukannya. Se Ri melihat makan malam Pil Joo dan Pil Joo mengajaknya untuk makan ramen bersama. Se Ri menolaknya, ia punya jadwal shooting besok, dan ia sedang diet hari itu agar besok terlihat baik. Tapi Pil Joo mengibas-ibaskan kantong plastiknya yang membuat Se Ri jadi kepingin.
Akhirnya Se Ri menyerah, ia berkata kalau ia hanya makan satu suapan saja. Pil Joo berkata kalau ia melupakan kimchinya, jadi Se Ri makan sesuap lagi. Dan ternyata ia terus memakannya sampai ramen itu habis.
Ia menyesal ketika ia sadar kalau ia telah menghabiskan satu mangkuk ramen dan merengek bahwa ia dalam masalah. Muka yang bengkak berarti akan menuai kritik di internet tentang bagaimana ia mendapat injeksi, dll. Melihat ia begitu khawatir, Pil Joo menelpon kliniknya untuk mengirimkan obat ke rumah Se Ri. Obat yang dapat mengatasi muka bengkak.
Se Ri menawarkan mentraktirnya makan malam untuk mengganti makan malam Pil Joo yang dimakannya. Itu membuat Pil Joo mendapatkan sebuah ide. Ia meminta tolong kepada Se Ri, supaya ia mendapatkan adegan parodi titanik pada kencan di kapal pesiar. Se Ri yang tidak tahu tentang masalah ini, menyetujuinya dengan cepat.
Se Ri menyesal karena tidak bisa mengobrol lama dengan Pil Joo. Ia mendapat ide untuk mengajaknya nonton film saja.
Jin tiba di area parkir, ketika ia melewati polisi tidur, ia merentangkan tangannya untuk mencegah Ae Jung terdorong ke depan. Pada polisi tidur kedua, ia menyetir mobilnya dengan sangat lambat dan Ae Jung tersenyum melihat hal itu.
Jin menyuruh Ae Jung untuk pergi duluan, sedangkan ia akan menunggu di mobil, mereka tidak bisa terlihat bersama. Jin menolak tawaran Ae Jung untuk membelikannya camilan, karena ia tidak tahan mendengar bunyi camilan yang sedang dimakan. Ae Jung pergi ke kamar VIP tepat saat Jae Seok tiba, bersenjatakan kamera, ia sedang melapor pada Representatif Moon bahwa ia akan mengungkap teman kencan Jin.
Grup lain sedang dalam perjalanan untuk menonton film itu, Se Ri, Pil Joo, Produser Kim dan Penulis Skrip. Produser Kim berkata kalau Pil Joo tertarik pada Dokko Jin. Se Ri tertarik mendengar hal itu.
Ketika menunggu yang lain sedang membeli camilan, Se Ri bertanya kenapa Pil Joo tertarik pada Jin. Ia menyebut Jin sebagai pacarnya, karena ia berpikir kalau Pil Joo tidak tertarik tentang Jin secara khusus.
Jae Seok melihat Ae Jung yang masuk ke ruang VIP dan menduga dengan shock, “Apakah itu Ae Jung noona?” Itu membuatnya bingung, karena ia tidak tahu apakah ia akan melaporkan hal ini pada Representatif Moon.
Saat Ae Jung duduk sendirian di bioskop yang kosong, sambil menunggu Jin, ia berkata pada dirinya sendiri, “Aku bisa sejauh ini. Sampai saat ini masih baik-baik saja.”
Melihat T-Shirtnya yang kotor, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkannya. Disaat yang sama, Se Ri datang bersama Pil Joo dan melihat Jae Seok. Awalnya ia tidak berpikir apa-apa sampai ia melihat sikap Jae Seok yang aneh dan desakannya kalau ia tidak bisa melihat film itu.
Se Ri segera menduga kalau Jin bersama wanita lain, jadi ia memojokkan Jae Seok dan memaksanya untuk menyebutkan namanya.
Pil Joo bertanya-tanya apa yang sebenarnya yang sedang terjadi. Ia melihat Ae Jung di kejauhan, yang menyembunyikan wajahnya saat ia melihat Se Ri dan berjalan menuju lobby. Ia menyelinap pergi lagi untuk menghindari Produser Kim.
Ia menjatuhkan topinya dan Pil Joo mengambilnya serta mengembalikan padanya. Ae Jung berterimakasih padanya dan memintanya untuk tidak mengatakannya pada siapapun, kemudian segera pergi dengan tergesa-gesa.
Setelah aman, Ae Jung berhenti dan beristirahat sejenak. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “Apa yang sebenarnya kau lakukan?”
Sedangkan Jin menunggunya di ruang VIP. Di depannya sebuah meja penuh dengan camilan. Ia melihat berkeliling dengan mata sedih. Dan melompat ketika Ae Jung menelpon.
Ia terlihat stress dan memberitahunya kalau datang ke bioskop adalah tindakan yang terlalu jauh baginya. Ketika ia berkata kalau ia tidak akan melihat film dengannya, Jin protes bahwa ia sudah membelikan popcorn dan kentang untuknya. Mendengar itu (kentang = cerita camellia), Ae Jung menjawab bahwa kentang itu, “ benar-benar menakutkan.”
Jin bertanya, “Apakah kau pergi karena kau takut aku akan menemukan ayammu?” Ae Jung mendesah dan berkata iya, ia takut pada dirinya sendiri untuk tidak menghindari penyiksaannya. Ia ingin tetap cool dan easygoing, tapi apa yang akan ia lakukan jika sebenarnya Ae Jung memintanya untuk menangkapnya?
Saat Ae Jung berkata seperti itu, Jin bangkit dan keluar dari bioskop.
source: http://www.bengawanseoul.com/2011/08/greatest-love-episode-5.html |shared by koreabanget!
No comments:
Post a Comment